
lintaskaltim.com, BALIKPAPAN - Pengusaha sapi di Balikpapan harus berpikir ulang untuk membeli sapi dari Jawa Timur. Pasalnya saat ini terdapat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menjangkit hewan sapi di Jawa Timur.
Salah seorang pengusaha sapi kurban di Balikpapan bernama Mohammad Abduh Kuddu mengaku dirinya terlanjur membeli sapi limosin dari Jawa Timur sebanyak kurang lebih 30 ekor. Adanya wabah PMK membuat dirinya pikir ulang untuk mendatangkan sapi tersebut ke Balikpapan.
"Ya ada sekitar 30 an ekor yang sudah saya beli di Jawa Timur, itu jenis sapi premium alias sapi yang besar. Harganya itu sekitar Rp30 jutaan satu ekornya, ada juga yang Rp40 juta. Takut aku kalau dikirim nanti mampir ke Karantina di Jawa Timur, selesai nanti," katanya pada Rabu (11/5/).
Abduh terpaksa menjual kembali sapi tersebut kepada sesama pengusaha sapi di Jawa Timur dan Jakarta. Tentu saja harga jualnya jauh berbeda dibandingkan ketika dijual di Balikpapan. Namun hal ini dilakukan agar dirinya tidak terlalu mengalami kerugian yang lebih besar.
"Ya kalau secara bisnis hitungannya rugi, harusnya kan disini bisa dijual di harga Rp60 juta sampai Rp70 juta. Mau nggak mau jual disana dengan selisih harga cuma Rp10 juta aja, itu pun kalau laku, kalau nggak ya nggak tahu sudah. Sebab banyak masyarakat sudah tahu informasi wabah ini," ungkapnya.
Soal kesiapan Idul Adha, Abduh mengaku hanya akan menjual sapi miliknya yang masih ada di kandangnya. Dirinya juga berencana akan mengambil sapi lokal dari Sulawesi Selatan guna memenuhi pesanan pelanggannya. Hanya saja harga jualnya tentu jauh berbeda dengan sapi limosin dari Jawa Timur.
"Solusinya ya nambah sapi dari Sulawesi, tapi harganya jauh berbeda. Kalau sapi di Jawa Timur kan sapi limosin, harganya bisa sampai Rp40 juta, nah kalau sapi lokal cuma Rp17 juta sampai Rp18 juta aja," tuturnya.
Sementara itu, Plt Kepala Karantina Pertanian Balikpapan, Akhmad Alfaraby mengatakan pihaknya telah mendapat surat edaran dari Karantina Pertanian pusat terkait wabah PMK yang ada di Aceh dan Jawa Timur. Bahkan yang terbaru pihaknya juga telah mendapat kabar adanya indikasi wabah PMK sudah masuk Kalimantan yakni di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
"Yang saat ini kami sudah terima surat edarannya baru yang di Aceh sama Jawa Timur, mungkin menyusul yang di Kalimantan Tengah. Makanya kami sudah melakukan beberapa langkah-langkah dalam mengantisipasi itu," terangnya saat dihubungi Kompas.com.
Langkah yang dilakukan Karantina Pertanian Balikpapan yakni berkoordinasi dengan stakeholder lainnya seperti Pelindo, KSOP, hingga Polsek Semayang Balikpapan dalam mengantisipasi kesehatan hewan sapi yang di distribusi melalui kapal.
"Jadi kami sudah bekerjasama dengan pihak lain, kalau ada sapi datang agar dilakukan penyemprotan disinfektan, sebab kan hewan tersebut sudah melalui karantina di daerah asal, jadi sampai disini cukup disinfektan agar mencegah penularan penyakit," pungkasnya.
LEAVE A REPLY