Lintaskaltim.com, PPU – Dalam suasana yang penuh haru, Herlina, istri dari almarhum Wahdiat Alghazali, pencipta lagu Hymne Penajam Paser Utara (PPU), tak mampu menahan air mata saat menerima penghargaan atas karya yang ditinggalkan oleh suaminya untuk PPU.
“Dengan berderai air mata, saya berangkat menyeberang ke PPU untuk menerima penghargaan ini. Air mata ini sudah sulit untuk ditahan,” ujarnya pada Senin (11/3/2024).
Herlina menjelaskan bahwa almarhum suaminya telah menciptakan banyak lagu selama hidupnya, termasuk beberapa untuk Partai Hanura, Mars Kota Bontang, dan beberapa perguruan tinggi.
“Saya bersyukur almarhum meninggalkan warisan bagi anak-anak kita,” tambahnya.
Baginya, karya seni seperti lagu-lagu yang diciptakan oleh almarhum adalah bukti nyata bahwa membangun sebuah daerah bisa dilakukan dengan berbagai cara, termasuk melalui karya seni yang tulus.
“Ternyata, dia bisa membangun dengan karya dan ketulusan, tanpa harus menggunakan tenaga secara langsung,” ujarnya.
Ketua DPRD PPU, Syahrudin M Noor, menambahkan bahwa penghargaan diberikan sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusi almarhum dalam membangun PPU.
“Kami berharap bahwa lagu Hymne PPU dan Mars Benuo Taka yang diciptakan oleh M Saad Aly dapat menjadi kekuatan bersama dalam membangun PPU,” katanya.
Syahrudin menegaskan bahwa nilai materi tidaklah penting, yang terpenting adalah penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi dan kontribusi yang telah diberikan oleh almarhum untuk PPU. (AK/ADV/DPRD PPU)