Dua Tahun Berturut-turut, Skema Kembali Jadi Komunitas Pemuda Terbaik Balikpapan

Lintaskaltim.com, BALIKPAPAN – Di balik riuhnya upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 di halaman Balai Kota Balikpapan pada Selasa (28/10/2025), ada satu momen yang membuat banyak orang tersenyum—sebuah pengumuman sederhana yang membawa arti besar.

Nama Yayasan Sinar Kebaikan Bersama (Skema) kembali dipanggil sebagai Juara 1 Kategori Komunitas Pemuda Berprestasi Kota Balikpapan Tahun 2025.

Bagi sebagian orang, mungkin itu hanya satu penghargaan tahunan. Tapi bagi para relawan muda Skema, itu adalah tanda bahwa kerja sunyi mereka selama ini benar-benar bermakna.

Empat tahun mereka menyalakan api kecil di wilayah pinggiran Balikpapan—di Pantai Manggar, di rumah-rumah sederhana, di jalanan berdebu yang jarang tersentuh program besar.

“Anak-anak itu datang dengan seragam seadanya, kadang tanpa sandal. Tapi semangat mereka luar biasa. Kami cuma ingin mereka punya alasan untuk tetap bermimpi,” kata Richris Orvanidis Parubang, sang pembina yayasan, dengan nada lembut namun penuh keyakinan.

Yayasan Skema lahir dari keprihatinan sederhana: masih banyak anak di Balikpapan yang berhenti sekolah bukan karena malas, melainkan karena keadaan.

Dari sana, sekelompok anak muda memutuskan untuk tidak hanya berbicara tentang perubahan, tetapi melakukannya—dengan waktu luang, tenaga, dan keyakinan.

Kini, sekitar 30 pemuda aktif menjadi bagian dari gerakan ini. Mereka bukan hanya relawan, tapi keluarga. Mereka mengajar, mendengarkan, dan menumbuhkan kepercayaan diri anak-anak yang dulu merasa tertinggal.

Pendanaan mereka tidak besar, kadang dari donatur pribadi, kadang dari CSR perusahaan, dan sering kali dari kantong sendiri.

“Yang penting kami jalan terus. Karena kalau menunggu sempurna, mungkin kami tidak akan mulai,” ucap Richris sambil tersenyum.

Ketika Wali Kota menyerahkan penghargaan kepada Skema, Richris hanya menunduk sejenak. Bagi mereka, juara bukan puncak, melainkan pengingat bahwa pekerjaan belum selesai.

“Dua tahun berturut-turut kami juara. Tapi yang kami pikirkan justru: apa yang bisa kami lakukan lebih baik tahun depan?” katanya.

Ia tak lupa menyebut dukungan Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Balikpapan, yang selama ini membuka ruang dan memberikan bimbingan.

“Kami bersyukur punya mitra seperti Ibu Ratih Kusuma dan jajaran Disporapar. Dukungan mereka bukan hanya administratif, tapi juga moral,” tambahnya.

Setelah empat tahun berjalan, Skema punya rencana yang tak kecil: mendirikan sekolah dan rumah singgah bagi anak-anak putus sekolah. Mereka ingin memperluas langkah hingga tingkat provinsi, menjangkau lebih banyak anak, dan melahirkan lebih banyak harapan.

“Harapan kami sederhana, agar anak-anak Balikpapan Timur tidak lagi merasa sendirian. Bahwa selalu ada yang peduli” ujarnya.

Malam itu, selepas upacara, para relawan Skema tak langsung pulang. Mereka duduk di bawah pohon besar di halaman Balai Kota, tertawa kecil sambil berbagi rencana.

Di wajah mereka, terpancar sesuatu yang lebih dari sekadar kebanggaan — sebuah keyakinan bahwa kebaikan, sekecil apa pun, akan selalu menemukan jalannya. (*/ADV/DPOP Balikpapan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *