Lintaskaltim.com, BALIKPAPAN – Ketua Komisi II DPRD Kota Balikpapan, Fauzi Adi Firmansyah, menilai kondisi menjamurnya retail modern belum optimal memfasilitasi pelaku UMKM.
Pendapat tersebut terungkap usai dirinya mendengar langsung keluhan para pelaku UMKM saat gelaran Forum Group Discussion (FGD) pada Selasa (5/11/2024).
Kegiatan ini tadinya bertujuan mengkaji efektivitas penerapan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2016. FGD juga langkah awal untuk menentukan perlu tidaknya merevisi regulasi penataan dan pembinaan pasar, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan tersebut.
Maka dari itu, Komisi II yang membidangi masalah ini mengundang pengkaji akademik dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Kemudian perangkat daerah terkait serta pelaku usaha untuk mendiskusikan kebijakan-kebijakan yang perlu diatur.
Hanya saja, pemilik maupun pengelola sejumlah retail modern tidak hadir dalam pertemuan tersebut, meski dewan telah melayangkan undangan.
“Kami menyayangkan perwakilan retail modern, tidak ada yang hadir. Sehingga beberapa poin pembahasan yang penting tidak tuntas,” ucap Fauzi usai FGD.
Walhasil, Komisi II DPRD Balikpapan memaksimalkan kesempatan tersebut untuk menghimpun masukan-masukan dari berbagai pihak. Sejurus dengan itu, beberapa pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mengeluhkan akses pemasaran produk mereka melalui retail modern.
Fauzi memaparkan, sebagian pengelola retail modern menerapkan syarat yang menurut pelaku UMKM sangat sulit untuk terpenuhi. Salah satunya, mengenai jumlah pasokan produk dalam jumlah besar.
“Hal ini sulit bagi pelaku UMKM, karena produksi mereka hanya berbasis rumahan. Sehingga sulit membuat produk dalam jumlah besar,” terangnya.
Kemudian, lanjut Fauzi, sebagian pelaku UMKM turut mengeluhkan tentang penataan atau display produk UMKM di retail modern.
“Jadi beberapa pelaku UMKM merasa produknya kerap dipindahkan ke bagian yang kurang strategis atau digantikan oleh produk dari pemasok besar,” imbuhnya.
Fauzi memastikan Komisi II DPRD segera melakukan langkah lebih lanjut untuk menyikapi persoalan ini. Kolaborasi antara retail modern dengan pelaku UMKM, menurutnya, jadi langkah krusial agar lingkungan usaha lebih sehat sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi kota. (yor/Adv/DPRD Balikpapan)