Desa Kersik Menjadi Pionir KUGAR di Kukar: Produksi Garam Mencapai 700 Kg dalam Sekali Panen

Lintaskaltim.com, KUKAR – Desa Kersik, yang terletak di Kecamatan Marangkayu, Kutai Kartanegara (Kukar), mencatat sejarah dengan menjadi tuan rumah bagi Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR) pertama di wilayah tersebut. KUGAR ini telah meresmikan keberadaannya dengan kesuksesan dalam memproduksi garam.

Ketua KUGAR Kersik 2, Sigit Sarlan, menjelaskan bahwa mereka memiliki tujuh rumah garam tunnel yang berfungsi untuk menghasilkan garam krosok. Rumah garam tunnel ini dibangun dengan menggunakan plastik dan pipa, dan setiap unitnya memiliki luas sekitar 15×4 meter.

“Pembangunan rumah garam tunnel ini dimulai sejak bulan Desember 2023 dengan dukungan dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kukar,” ujar Sigit pada Senin (18/3/2024).

Setiap rumah garam tunnel mampu menghasilkan antara 600-700 kilogram garam dalam sekali panen. Bahkan, produksinya bisa ditingkatkan hingga lebih dari 1 ton dengan memperpanjang masa waktu pengolahan. Hal ini karena hasil panen garam dapat diatur tergantung pada jumlah air yang dimasukkan ke dalam rumah garam saat awal proses pembuatan.

Namun, kuantitas panen garam sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Jika cuaca tidak menentu dan intensitas hujan tinggi, maka masa panen akan lebih lambat. Sebaliknya, musim kemarau yang panjang akan mempercepat proses panen.

Meskipun demikian, hasil panen garam krosok ini masih belum mencukupi kebutuhan masyarakat di desa mereka. Garam krosok tersebut masih dijual eceran kepada warga sekitar, yang menggunakannya untuk membuat ikan asin atau sebagai alternatif pengganti pupuk.

Sigit juga berbagi mengenai modal awal yang diperlukan untuk membangun usaha garam ini, sekitar Rp150 juta. Namun, ia menekankan bahwa usaha ini hanya membutuhkan modal di awal, sedangkan setelahnya hanya diperlukan biaya listrik untuk pompa air. Dengan modal relatif rendah ini, usaha garam menjadi menjanjikan, terutama jika cuaca mendukung.

Melalui KUGAR, Sigit berharap bahwa kelompok mereka dapat menjadi percontohan dalam pengolahan garam di Kalimantan. Saat ini, sebagian besar pasokan garam masih harus diimpor dari luar daerah, sehingga ia berharap agar desa Kersik bisa menjadi desa pertama yang mandiri dalam produksi garam.

“Harapan saya adalah Desa Kersik bisa menjadi desa pertama yang konsisten dalam memproduksi garam. Kami juga berharap Kalimantan Timur bisa mandiri dalam produksi garam,” tutupnya, mengisyaratkan semangat untuk meraih kemandirian ekonomi melalui sektor pertanian lokal. (Mha/ADV/Diskominfo Kukar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *