Perkuat Komitmen Cegah Anak Merokok, DP3AKB Lakukan Investigasi Kasus Video Anak Merokok

Lintaskaltim.com, BALIKPAPAN – Kasus video viral yang menunjukkan anak-anak diduga sedang merokok menjadi perhatian serius Dinas Perlindungan Perempuan, Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan. Menyikapi kejadian ini, pemerintah kota mempertegas komitmennya dalam menciptakan lingkungan ramah anak sekaligus mempercepat langkah pencegahan merokok di kalangan anak-anak.

Kepala DP3AKB Kota Balikpapan, Heria Prisni, menyatakan bahwa pihaknya sedang mengumpulkan informasi lengkap terkait video tersebut. Saat ini, DP3AKB bekerja sama dengan Pusat Pelayanan Anak (PPA) dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) untuk menentukan langkah-langkah strategis.

“Pendampingan dan diskusi bersama pihak terkait menjadi langkah awal kami. Kami berupaya memastikan langkah pencegahan yang lebih baik ke depannya, sambil menunggu laporan lengkap dari tim di lapangan,” kata Heria kepada wartawan belum lama ini.

Meski belum dapat memastikan lokasi maupun identitas anak-anak dalam video, DP3AKB menegaskan pentingnya pendekatan terpadu. Video yang viral, menurut Heria, bisa saja berasal dari lokasi lain sebelum tersebar luas, sehingga proses identifikasi membutuhkan waktu.

Selain investigasi, Pemkot Balikpapan melihat kasus ini sebagai pengingat pentingnya edukasi bahaya merokok pada anak-anak. Dalam upaya jangka panjang, Pemkot terus mendorong terciptanya Kota Layak Anak melalui berbagai program pencegahan.

“Perda tentang larangan merokok pada anak-anak sudah ada. Program-program yang mendukung Kota Layak Anak juga terus berjalan, termasuk kerja sama dengan Dinas Kesehatan untuk sosialisasi bahaya merokok di sekolah-sekolah,” tambahnya.

Penguatan Edukasi dan Pencegahan
Sebagai tindak lanjut, Pemkot Balikpapan mengajak seluruh pihak, termasuk Forum Anak dan lembaga pendidikan, untuk berperan aktif dalam pencegahan merokok pada anak-anak. Edukasi bahaya merokok menjadi kunci dalam membangun kesadaran sejak dini, terutama bagi anak-anak di bawah usia 18 tahun.

“Ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama. Perlu sinergi antara orang tua, sekolah, dan masyarakat untuk mewujudkan lingkungan yang lebih sehat bagi anak-anak kita,” tandas Heria (Djo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *