Lintaskaltim.com, TENGGARONG – Angka kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan kekerasan seksual pada anak di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur pada awal tahun 2024 menjadi perhatian serius. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kukar mencatat bahwa dalam dua bulan pertama tahun ini, terdapat 30 kasus KDRT dan kekerasan seksual pada anak.
“Yang terbaru, kami tangani korban pelecehan seksual pada tiga anak di Sebulu yang dilakukan dua orang kakek,” ujar Sekretaris DP3A Kukar, Hero Suprayetno, Sabtu (16/3/2024).
DP3A Kukar telah melakukan langkah cepat dengan mengirimkan tenaga profesional seperti Psikolog untuk pendampingan korban secara emosional dan ahli hukum untuk menangani aspek hukum dari kasus tersebut.
Hero menjelaskan bahwa kekerasan seksual terhadap anak umumnya dilakukan oleh orang-orang yang sudah dikenal dengan baik oleh korban, seperti anggota keluarga atau tetangga. Hal ini menekankan pentingnya edukasi seksual yang lebih baik di lingkungan masyarakat, terutama oleh para orangtua.
“Kalau tersangkanya orang jauh, atau tidak dikenal, belum tentu korban mau diimingi-imingi uang besaran Rp 50 ribu,” tegasnya.
Kepala UPT Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Faridah, menambahkan bahwa pendidikan seksual kepada anak merupakan kunci utama untuk mencegah kejahatan seksual. Ia menyerukan kepada masyarakat, terutama ibu-ibu, untuk memberikan pemahaman kepada anak tentang bagian tubuh yang tidak boleh disentuh oleh orang lain. Menurutnya, peran ibu sangat vital dalam memberikan pemahaman ini karena kedekatannya dengan anak.
“Bila anak paham soal bagian tubuh yang terlarang, dia bisa berontak. Dengan begitu, kejahatan asusila bisa terhindar,” jelasnya.
Faridah juga menekankan pentingnya melaporkan kasus kekerasan seksual kepada pihak berwajib agar penanganannya bisa segera dilakukan.
Untuk meningkatkan pengawasan dan penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, Pemkab Kukar telah membangun Satuan Tugas PPA di 193 desa sejak tahun 2022 sebagai upaya untuk melindungi perempuan dan anak secara lebih efektif. (ADV/Diskominfo Kukar)