Lintaskaltim.com, BALIKPAPAN – Upaya penanggulangan banjir terus digalakkan pemerintah kota (Pemkot) Balikpapan. Salah satunya menyiapkan program berkelanjutan.
“Banjir di kota Balikpapan memang bukanlah barang baru, seperti tercatat dalam Sejarah, tahun 1979 dimana pada waktu itu Balikpapan masih relatif hutan belum ada pembangunan dan pembukaan lahan secara masif,” kata Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kota Zulkifli kepada wartawan, Jumat (6/9/2024).
Ia menjelaskan, bahwa memang pada saat itu belum ada perumahan Balikpapan Baru maupun lainnya yang dapat mempengaruhi kondisi daerah aliran sungai (DAS) Ampal.
Data Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Balikpapan, terdapat 81 titik banjir pada RPJMD 2021-2026, dan telah tuntas dikerjakan terdapat 21 titik. Sedangkan 60 titik saat ini sedang tahap pengerjaan.
Selanjutnya, pada 2024 ini yang telah selesai dikerjakan oleh DPU Balikpapan adalah 13 titik. Namun, ada 5 titik banjir baru.
Penanggulangan banjir memerlukan dukungan kemampuan anggaran yang besar dalam membangun sapras terutama drainase dan bendali pengendalian banjir.
Dari aspek anggaran kebutuhan untuk DAS Ampal memerlukan Rp1,6 triliun, dengan sebaran titik banjir paling banyak 32 titik. Sehingga pengerjaan DAS Ampal tahun 2023/2024 pada titik banjir di Global Sport, perumahan Wika dan Jalan MT. Hayono dengan dana Rp135 milar baru sekitar 9 persen dari rencana keseluruhan Master Plan DAS Ampal.
Oleh karena itu, upaya penanggulangan banjir memerlukan waktu yang panjang secara bertahap, upaya bersama antara pemerintah, kalangan dunia usaha swasta dan masyarakat, sangat diperlukan secara terus menerus dan harus saling mendukung.
“Jadi upaya penanggulangan banjir tentu saja harus dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan sesuai dengan rekomendasi master plan,” pungkasnya. (Djo)