Balikpapan Siapkan Teknologi Insinerasi untuk Atasi Krisis TPA Manggar

Lintaskaltim.com, BALIKPAPAN – Menghadapi ancaman kapasitas penuh di Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Manggar pada 2026, Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan mengambil langkah strategis dengan memanfaatkan teknologi energi terbarukan berbasis pengolahan sampah. Langkah ini bertujuan tidak hanya untuk mengatasi persoalan limbah, tetapi juga mendukung transformasi kota menuju keberlanjutan.

Wakil Wali Kota Balikpapan, Bagus Susetyo, mengungkapkan bahwa Pemkot sedang mengkaji penerapan teknologi insinerasi sebagai solusi jangka panjang. Teknologi ini memungkinkan sampah dibakar pada suhu tinggi untuk menghasilkan energi listrik sekaligus mengurangi volume sampah hingga 97 persen.

“Kami melihat potensi besar menjadikan sampah sebagai sumber energi. Insinerasi dapat mengurangi volume sampah secara signifikan dan menghasilkan energi yang bermanfaat,” ujar Bagus kepada wartawan, Rabu (4/6/2025).

Selain insinerasi, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan juga sedang mengevaluasi opsi relokasi TPA Manggar sebagai bagian dari strategi pengelolaan limbah. Namun, inovasi pengelolaan sampah berbasis teknologi energi hijau sudah mulai dilakukan dengan pemanfaatan gas metana dari sampah organik di landfill TPA Manggar.

Setiap tahun, sekitar 820 ribu meter kubik gas metana dari 164 ribu ton sampah berhasil dimanfaatkan sebagai energi alternatif untuk kebutuhan rumah tangga. “Gas metana ini sudah digunakan untuk kebutuhan rumah tangga. Ini bukti nyata bahwa sampah bisa diubah menjadi sumber daya yang berguna,” tambah Bagus.

Pemkot juga gencar mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memilah sampah dari rumah tangga. Program pemilahan sampah sudah diterapkan di tiga hingga empat dari enam kecamatan di Balikpapan, yang mendapat apresiasi dari Kementerian Lingkungan Hidup RI.

“Pengelolaan sampah dari hulu menjadi kunci mengurangi beban TPA. Kami terus mendorong masyarakat untuk aktif memilah sampah dari rumah,” jelasnya.

Dengan langkah-langkah strategis ini, Pemkot Balikpapan berharap dapat mengatasi krisis lahan TPA sekaligus mendorong transformasi kota menuju ekonomi sirkular dan energi hijau. Program ini diharapkan menjadi model pengelolaan sampah berkelanjutan yang tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat. (ADV/Diskominfo Balikpapan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *