Lintaskaltim.com, PPU – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Penajam Paser Utara (PPU), Ishaq Rahman, menyoroti isu stunting (tengkes) yang hingga saat ini masih belum memiliki solusi konkret. Dalam pandangannya, tidak ada jaminan bahwa kondisi ekonomi tertentu dapat mengatasi masalah stunting, yang merupakan masalah gizi kronis yang berdampak pada pertumbuhan anak.
Ishaq menjelaskan bahwa stunting sering kali menjadi perdebatan yang berkepanjangan di masyarakat. “Makanya masih perdebatan, tidak ada yang pasti. Bisa saja juga berkaitan dengan situasi politik,” ungkapnya.
Ia menekankan bahwa tidak ada jaminan bahwa anak-anak dari keluarga kaya tidak akan mengalami stunting, begitu pun sebaliknya, anak-anak dari keluarga miskin juga dapat terhindar dari masalah ini.
Data terbaru menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Provinsi Kalimantan Timur mengalami penurunan dari 23,9 persen pada tahun 2022 menjadi 22,9 persen pada tahun 2023. Meskipun demikian, angka tersebut masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional yang tercatat sebesar 21,5 persen pada tahun 2023.
Di Kabupaten PPU, prevalensi stunting menunjukkan perubahan yang fluktuatif. Dari tahun 2021 ke tahun 2022, prevalensi stunting turun dari 27,3 persen menjadi 21,8 persen. Namun, pada tahun 2023, prevalensi ini kembali meningkat menjadi 24,6 persen. “Tentu saja ini menjadi perhatian kita semua,” jelas Ishaq.
Dengan kondisi PPU yang dikenal sebagai salah satu daerah penghasil ikan laut, Ishaq merasa prihatin bahwa masalah stunting masih cukup tinggi di wilayah tersebut. “Kan gak jamin juga makan ikan gak stunting,” tegasnya. Ia menyarankan bahwa meskipun ikan merupakan sumber protein yang baik, faktor lain seperti pola makan, kesehatan, pendidikan, dan lingkungan sosial juga perlu diperhatikan dalam upaya mengurangi stunting.
Ishaq Rahman berharap agar pihak terkait dapat merumuskan solusi yang lebih komprehensif untuk menanggulangi masalah stunting. Upaya tersebut harus mencakup tidak hanya aspek gizi, tetapi juga pendidikan, kesehatan, dan kebijakan sosial yang lebih baik.
“Kita perlu melibatkan semua elemen masyarakat dalam mengatasi masalah ini, agar anak-anak kita dapat tumbuh dengan baik dan sehat,” pungkasnya. (Ry/ADV/DPRD PPU)